infoharianonline.com - Presiden Prabowo Subianto meresmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dan menyampaikan apresiasi tinggi atas fasilitas modern tersebut. Terminal baru ini diklaim mampu melayani hingga 94 juta penumpang per tahun, menjadikannya salah satu infrastruktur transportasi haji dan umrah terbesar di dunia.
“Fasilitas ini sangat membanggakan. Modern, luas, dan nyaman. Kapasitasnya luar biasa, dilaporkan mampu melayani lebih dari 94 juta orang per tahun. Ini prestasi besar bangsa Indonesia,” kata Presiden Prabowo dalam sambutannya.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pengirim jamaah haji dan umrah terbesar ke Arab Saudi. Ia menyebutkan bahwa setiap tahun, lebih dari 2 juta warga Indonesia menunaikan ibadah haji dan umrah.
“Kita mencapai hampir 2,2 juta jamaah setiap tahun, bahkan di puncaknya bisa mencapai 12.000 orang per hari. Ini jumlah yang sangat besar, dan mungkin terbesar di dunia,” ujar Prabowo."
Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memberikan pelayanan haji terbaik bagi seluruh jamaah, terutama yang telah lanjut usia. Ia juga menekankan pentingnya menurunkan biaya haji dan umrah agar lebih terjangkau.
“Jamaah kita menabung dan menunggu lama. Maka dari itu, saya akan berjuang keras agar pelayanan maksimal dan biaya haji bisa diturunkan semurah mungkin,” tegasnya."
Dalam arahannya, Presiden meminta Menteri Agama, Kepala Badan Haji, dan Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji untuk segera berkoordinasi menurunkan biaya haji. Bahkan, Prabowo menargetkan agar biaya haji Indonesia bisa lebih murah dibandingkan Malaysia.
“Saya ingin tim duduk bersama dan cari solusi konkret untuk mengurangi biaya. Kalau bisa, lebih murah dari Malaysia,” tandas Prabowo."
Biaya perjalanan ibadah haji di Malaysia untuk tahun 2025 ditetapkan sebesar RM33.300 per orang (sekitar Rp121,1 juta). Namun, Lembaga Tabung Haji (TH) memberikan subsidi berdasarkan kategori pendapatan jamaah, sehingga biaya yang dibayarkan berbeda-beda:
Kelompok B40 (berpenghasilan rendah): mendapat subsidi hingga 55%, membayar sekitar RM15.000 (sekitar Rp54,5 juta).
Kelompok M40 (berpenghasilan menengah): mendapat subsidi 29%, membayar sekitar RM23.500 (sekitar Rp85,3 juta).
Kelompok T20 (berpenghasilan tinggi): tidak mendapat subsidi, membayar penuh sebesar RM33.300 (sekitar Rp121,1 juta).
Sebagai perbandingan, di Indonesia, Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2025 rata-rata sebesar Rp89,41 juta, dengan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang dibayarkan jamaah sekitar Rp55,43 juta.
Dengan demikian, biaya haji di Malaysia untuk kelompok B40 dan M40 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Bipih di Indonesia, sementara untuk kelompok T20, biaya haji di Malaysia lebih tinggi dari total BPIH Indonesia.
Pemerintah Indonesia juga memberikan subsidi biaya haji melalui pemanfaatan hasil investasi dana haji yang dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Untuk tahun 2025, total Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ditetapkan sebesar Rp89,41 juta per jemaah. Dari jumlah tersebut, jemaah membayar sekitar Rp55,43 juta (sekitar 62%), sementara sisanya sebesar Rp33,98 juta (sekitar 38%) disubsidi dari nilai manfaat hasil investasi dana haji.
Total subsidi yang dialokasikan BPKH untuk penyelenggaraan haji tahun ini mencapai Rp6,83 triliun. Dana ini berasal dari hasil pengelolaan dana setoran awal jemaah, yang diinvestasikan dalam berbagai instrumen syariah, termasuk kepemilikan aset produktif seperti hotel di Mekkah, Madinah, dan Jeddah.
Dengan skema ini, pemerintah Indonesia berupaya menjaga keseimbangan antara keringanan biaya bagi jemaah dan keberlanjutan dana haji di masa depan.
Presiden juga mengungkapkan rencana strategis untuk membangun perkampungan Indonesia di Makkah guna menekan biaya dan meningkatkan kenyamanan jamaah. Prabowo menyebut rencana ini sudah dibicarakan dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS), dan mendapat respon positif.
“Saya sudah menyampaikan langsung niat ini ke Pangeran MBS. Rencananya perkampungan akan dibangun sedekat mungkin dengan Masjidil Haram. Beliau menyambut positif dan meminta dirancang secara teknis dengan baik,” ujar Prabowo."
Untuk mendukung efisiensi sistem haji, Prabowo meminta maskapai nasional seperti Garuda Indonesia turut dilibatkan dalam efisiensi penerbangan dan logistik. Ia juga menugaskan Menteri Agama Nasaruddin Umar untuk segera bertolak ke Arab Saudi membahas lanjutan rencana pembangunan kampung Indonesia di Tanah Suci.
“Semoga rencana ini bisa segera disetujui. Kita ingin semua proses haji dan umrah menjadi lebih efisien, murah, dan nyaman bagi rakyat,” kata Prabowo menutup sambutannya."
0 Komentar
infoharianonline@gmail.com
Emoji