Jakarta,infoharianonline.com - Untuk mengurangi kemacetan, ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta setiap hari Rabu diwajibkan naik angkutan baik itu KRL, MRT Jakarta, LRT Jakarta, maupun mikrotrans saat berangkat kerja, bertugas dinas dan pulang ke rumah masing-masing.
Sebagai bukti, mereka harus mengirim swafoto disertai keterangan lokasi, waktu, dan tanggal pengambilan foto. Foto tersebut kemudian dikirimkan kepada admin kepegawaian melalui media yang ditentukan, sesuai mekanisme di perangkat daerah masing-masing.
Dalam pelaksanaannya, setiap admin kepegawaian Perangkat Daerah (PD) maupun Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) harus melakukan rekapitulasi dan verifikasi foto sesuai data pegawai, dikurangi pegawai yang mendapat diskresi sesuai ketentuan.
Laporan tersebut kemudian dikirim kepada pimpinan PD untuk diverifikasi, kemudian disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta melalui Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dengan tembusan kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta.
Aturan ini tertuang dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2025 yang ditandatangani Gubernur Jakarta, Pramono Anung, pada 23 April 2025. Tujuannya, untuk mendukung kebijakan pengurangan polusi dan pembangunan berkelanjutan, serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang peduli lingkungan dan mendukung mobilitas hijau.
Aturan menggunakan transportasi umum ini dikecualikan bagi pegawai yang sedang dalam kondisi sakit, hamil, atau bertugas sebagai petugas lapangan dengan mobilitas tertentu.
Media sosial berbagai instansi pemerintah pun semarak dengan kolase swafoto para pegawai masing-masing. Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno pun ikut serta meramaikan Rabu bertransportasi umum di Jakarta. Kedua mengunggah foto saat menaiki angkutan umum.
Hari Rabu kemarin, Pramono menggunakan bus listrik Transjakarta 4C dari rumah dinas menuju sebuah hotel di kawasan Matraman, Jakarta Timur untuk menghadiri sebuah acara. Dia sempat melakukan transit dan menaiki Bus Transjakarta 5M menuju Halte Matraman.
Sementara itu, Rano memilih layanan Moda Raya Terpadu (MRT) dari Stasiun Lebak Bulus, dilanjutkan bus Transjakarta menuju balai kota untuk menghadiri acara yang diadakan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Dia mempertimbangkan naik angkutan umum tiga kali sepekan atau tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan aturan yang tetapkan bagi pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yakni satu kali seminggu.
Ini lantaran pria yang akrab disapa Bang Doel itu ingin tubuhnya lebih kurus dari sekarang. Ini juga menjadi saran Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk Rano.
Kata Menkes, Rano sebaiknya naik transportasi umum lima kali sepekan agar berat badannya turun. Karena saat menaiki angkutan umum, Wagub bisa lebih banyak berjalan kaki.
Cerita bertransportasi umum di Jakarta Rabu ini juga diwarnai aksi nakal oknum-oknum tertentu. Pegawai di salah satu instansi mengatakan punya cara mengakali aturan.
Aragon misalnya, yang mengendarai sepeda motor dari rumahnya lalu memarkirkan kendaraan di dekat kantornya. Dari sana, dia menaiki mikrotrans hingga gedung kantor. Saat menaiki mikrotrans, Aragon melakukan swafoto seperti ketentuan.
Ia beralasan, perlu waktu lebih lama menuju kantor bila menggunakan kendaraan umum dibandingkan sepeda motor. Ini lantaran waktu kedatangan armada yang cukup lama. Dia juga tak terbiasa menaiki angkutan umum.
Tapi lain Aragon, lain juga dengan Yuri. Pegawai di salah satu BUMD Jakarta itu justru sudah lebih dari satu dekade bepergian dengan angkutan umum termasuk menuju kantornya di kawasan Jakarta Selatan.
Dia mengaku akrab dengan transportasi umum khususnya Transjakarta. Yuri menanamkan hal positif saat bertransportasi umum di Jakarta. Dia membayangkan naik bus seperti pengalaman sewaktu berada di Seoul, Korea Selatan.
Yuri merasa terbantu bila layanan transportasi yang dia gunakan sehari-hari bisa semakin meningkat kualitasnya, termasuk armada dan ketepatan waktu. Sebagai pekerja, dia merasa ketepatan waktu dan ketersediaan armada menjadi dua hal pokok bagi sebuah angkutan umum. Ini jualah yang nantinya menjadi magnet untuk pengguna kendaraan pribadi mau beralih ke transportasi publik.